25/11/2021

use desktop site or personal
computer for better view

❝Shock yourself with your growth.❞

Seon Seojun

• Right Arrow

PROFILE.

PERSONALITY
& TRIVIA.

BACKGROUND
STORY.

“Seojun, jagalah keluargamu. Di dalam hidup ini, tidak ada yang lebih berharga daripada mereka.” Sepotong kalima disampaikan kepada Seojun usia delapan tahun, di saat pertama kali ia menyaksikan kehadiran seorang bayi mungil nan manis di muka bumi, melaungkan tangis, serta menjadi belahan jiwa dari keluarga kecil Seon.

⠀⠀⠀⠀Sepanjang hidupnya, Seojun selalu mengamati dan mengikuti perkembangan, baik secara telak beruntun, maupun perlahan-lahan. Oleh ayahnya, ia ditempa menjadi bibit yang kuat dan bertanggung jawab. Seorang putra semata wayang Seon Soohyuk dan Kang Minji yang kelak akan melangkah menggantikan bidak inti apabila yang lama tumbang. Seon Seojun sebagai definisi dari pemegang karakteristik ‘orientasi keluarga’. Baginya, tiada pamrih untuk keutamaan keluarga.

⠀⠀⠀⠀Dimulai saat memasuki jenjang sekolah menengah pertama, Seon Seojun adalah sosok yang kerap mencuri damba puan-puan di sekitar. Tak hanya diberkahi otak cemerlang dan kepribadian elok, si sulung Seon jua tipe persona yang menyerang dengan kharisma. Tutur katanya halus, ulas mesemnya pun menawan. Acapkali, orang-orang menyalahartikan kebaikannya sebagai bentuk perhatian yang melahirkan tindak obsesif.

⠀⠀⠀⠀Pada mulanya, Seojun tak sama sekali tertarik untuk berkencan. Kekukuhan hatinya hanya dan selalu tertuju pada hal-hal yang ia cintai; keluarga dan bela diri. Sampai suatu ketika, busur minat sang taruna diolengkan oleh pikat seorang dara yang lewat bak sepintas angin ketika tuan tengah menembakkan panah. Kala ia sadari bahwa sepasang manik jernih itu telah mengagih atensi untuk waktu yang cukup lama padanya.

⠀⠀⠀⠀Hwang Haneul pernah menjadi alasan di balik cucuran peluh yang Dua membasahi area pelipis hingga leher Seojun saat mengejar laju oto nahas yang ditumpangi sang dara. Hwang Haneul, cinta pertamanya. Bak medan magnet positif-negatif, di hari mereka mulai mengikat janji kelingking, Seojun selalu ada setiap Haneul menjeratnya. Kedua insan yang mabuk asmara telah mematenkan arti bahwa dunia akan lebih indah bila jatuh cinta dan saling menjaga.

⠀⠀⠀⠀Dua ribu dua belas, semuanya menjadi petaka. Ayah dan ibunya meregang nyawa di depan mata kepala Seon Soojin. Sejak saat itu, si bungsu mulai memeras kebencian pada sang tersangka utama, Seojun. Kesalahpahaman satu-satunya keluarga yang ia punya menghantarkan putra mendiang menuju jurang derita yang paling dalam. Ia selayaknya tegak di bibir tebing, diburu hati yang hampa, dan cukup sekali tolak untuk membuat seluruh harapan luluh lantak.

⠀⠀⠀⠀Tenggelam dalam kemelutan yang membuat batin terus ditekan, Seojun mengakhiri kisah cintanya bersama Hwang Haneul yang optimis akan masa depan. Wanita itu menjauh, meninggalkan Seojun yang depresi seorang diri, penuh ratap akan melankoli.

⠀⠀⠀⠀Dua ribu tiga belas disebut sebagai tahun kebangkitan Seojun. Pada akhirnya, ia menghapus segala jejak yang menyulitkan kiprahnya. Hanya dalam satu warsa, proses pendewasaannya berakhir. Ambisi yang tertancap dalam jati diri menuntun nafsi menjadi seorang polisi—salah satu yang berpangkat reserse. Pria itu kembali menjadi seperti bagaimana ia seharusnya dilahirkan; tangguh dan unggul.

⠀⠀⠀⠀Takdir Tuhan dapat terjadi secepat embus bayu. Terkadang terasa membelai, terkadang dapat menampar. Biar begitu, izinkan Seojun mengenang satu momen yang membuatnya tak acuh pada jeruji-jeruji besi.

⠀⠀⠀⠀Lencana yang tersemat di pundaknya menjadi bukti autentik bahwa setiap orang memiliki garis takdir yang dinamis. Dahulu, ia adalah umat Tuhan bernasib malang; berada di titik terbawah. Namun, kini roda-roda yang berputar telah menghantarnya pada relung cita tak terbatas. Kebagiaan mulai menghampiri kembali, lebih-lebih eksistensi mereka yang berharga.

⠀⠀⠀⠀Di persinggahan atlar gereja suci nan megah, Hwang Haein, ayahanda Haneul, mengiringi ketuk sepatu kaca putri bungsunya menuju kedudukan pria berbalut tuksedo hitam yang tengah menanti—berdiri gagah di samping seorang pendeta tua. Lelaki itu, Seon Seojun, menggurat mesem dan memandang Haneul dengan cara yang paling berbeda di antara orang lain; dwi ainnya memancar binar hangat, pula tak bosan-bosannya sang wira terpana tiap kali atensi terpusat pada dunianya yang jelita.

⠀⠀⠀⠀Mungkin, itulah salah satu alasan kenapa Haein tak menggeramkan murka kala bala menghampiri kehidupan putrinya. Perdebatan singkat yang dilandasi emosi itu sirna begitu beliau membaca arti raut yang dipancar Seojun pada mempelainya.

⠀⠀⠀⠀Seojun tidak pernah rela bila cinta pertamanya berakhir di genggaman orang lain. Maka, Tuhan menitipkan sesuatu yang tak dapat ditampik siapa pun, bahkan keluarga Hwang. Di dalam sana, tengah tumbuh dalam berkah bukti cinta Seojun dan Haneul. Cincin yang bertukar di jari manis, serta bersama-sama keduanya merapal janji untuk selalu sehidup semati. Seojun mencintai Haneul dengan setulus hati, tanpa kurang satu alasan pun.

• Left Arrow

THE WRITER.

RELATIONS.